ILMUAN MUSLIM PELETAK DASAR TEKNOLOGI OPTIK SEBAGAI CIKAL BAKAL KAMERA

ILMUAN MUSLIM PELETAK DASAR TEKNOLOGI OPTIK SEBAGAI CIKAL BAKAL KAMERA

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak akan pernah berhenti selama manusia masih terus berfikir dan mencoba melakukan hal-hal yang baru. Teknologi merupakan salah satu produk ilmu pengetahuan yang sangat pesat perkembangannya, setiap hari bahkan mungkin setiap jam terus dihasilkan teknologi baru diberbagai bidang. Kamera merupakan salah satu teknologi saat ini yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar umat manusia di dunia, sehingga kamera selalu dibawa kemanapun pergi dengan tujuan untuk mengabadikan setiap momen dan menjadikannya sebuah karya seni yang bukan hanya indah tetapi juga menyimpan kenangan yang berharga. Ketika kebutuhan akan kamera menyamai dengan kebutuhan komunikasi maka dikawinkanlah kedua teknologi tersebut sehingga tercipta teknologi handphone yang dilengkapi dengan teknologi kamera yang canggih. Didorong oleh kemajuan dunia jaringan internet yang memberikan fasilitas kemudahan manusia untuk saling berinteraksi dan saling berbagi informasi melalui audio, visual, dan audio-visual dalam situs-situs dunia maya, sehingga kebutuhan akan teknologi kamera pun semakin tinggi.

 

Perkembangan teknologi kamera saat ini tidak lepas dari jasa para ilmuan muslim yang telah memulai lebih dahulu dalam menemukan pengetahuan mengenai ilmu optik. Dalam kitab Uyūn al-Anbā’ fi Ṭabaqat al-Aṭibba’ karangan Ibn Abi Ushaybi’ah, seorang ahli kedokteran abad ketiga belas, dimuat informasi dan biografi lebih dari tiga ratus lima puluh ilmuwan muslim. Ada ahli kedokteran, ahli kimia, geometri, geologi, geografi, matematika, astronomi dan sebagainya, yang telah berjasa dalam berbagai penelitian dan penemuan ilmu pengetahuan.

Sekitar tahun 400 sebelum masehi (SM) sebenarnya ide pembuatan kamera sudah ada, berdasarkan teks-teks China dan tulisan Aristoteles, tetapi baru pada abad ke-10 kamera pertama baru dibuat yaitu oleh Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam atau Ibnu Haitsam yang lahir di Kota Bashrah pada tahun 965 Masehi dan meninggal di Qahirah tahun 1039 pada umur 74 tahun, di barat lebih dikenal dengan nama Alhazen. Beliau adalah seorang ilmuan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.

Secara umum, Alhazen juga merupakan orang pertama yang mempelajari bagaimana cara kerja mata untuk melihat. Kamera yang dibuatnya pertama kali adalah kamera obscura atau lebih dikenal sebagai kamera lubang jarum. Benda ini menujukkan bagaimana cahaya bisa digunakan untuk memproyeksikan gambar pada permukaan datar. Ia juga banyak melakukan penelitian mengenai cahaya, dan telah banyak memberikan inspirasi pada ahli sains barat, seperti Roger Bacon, dan Keples dalam menciptakan mikroskop dan teleskop.

 

Saat membuat kamera pertama ini, Alhazen melakukan serangkaian percobaan tentang optik. Dalam berbagai eksperimennya, Ibn Al-Haitham menggunakan istilah "Al-Bayt al-Muthlim" yang diterjemahkan sebagai ruang gelap. Alhazen dalam berbagai makalahnya juga menjelaskan bagaimana cara kerja kamera dalam membentuk sebuah citra atau gambar. Meski membuatnya, Alhazen menyebut bukan dia yang menemukannya. Dia menyatakan "Et nos non inventimus ita" dalam bahasa latin yang artinya, kami tidak menemukannya. Hal ini karena memang pada dasarnya ide awal kamera telah dijelaskan oleh seorang filsuf China bernama Mozi. Kemudian untuk lebih memahami prinsip optik, Aristoteles juga menuliskan tentang kamera obscura.1


Ibnu Haitsam membuktikan bahwa ia bergairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya, sehingga dia berhasil menulis banyak buku dan makalah. Di antara buku hasil karyanya pada bidang optik sebagai berikut:

  1. Risalah Fi Al-Ain Wa Al-Abshar
  2. Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Ad-Dawa'ir
  3. Risalah Fi In'ithaf Adh-Dhau
  4. Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Al-Quthu
  5. Kitab Fi Al-Halah Wa Qaus Qazah

Selain pada bidang optik, Ibnu Haitsam pun ahli dalam bidang astronomi, berikut nama-nama buku yang ditulis oleh Ibnu Haistam dalam bidang Astronomi:

  1. At-Tanbih Ala Ma Fi Ar-Rashdi Min Al-Ghalath
  2. Irtifa' Al-Kawakib
  3. Maqalah Fi Ab'ad Al-Ajram As-Samawiyyah wa Iqdar I'zhamiha wa Ghairiha
  4. Kitab Fi Hai'ati Al-Alam
  5. Risalah Fi Asy-Syafaq

Ibnu Haitsam pun sangat terampil dalam bidang matematika, berikut karyanya dalam bidang matematika:

  1. AL-Jami' Fi Ushul Al-Hisab
  2. Ilal Al-Hisab Al-Hindi
  3. Ta'liq Ala Ilm Al-Jabar
  4. Al-Mukhtashar Fi Ilm Al-Handasah[10]
  5. Tarbi' Ad-Da'irah
  6. Al-Asykal Al-Hilaliyah

Sumbangan Ibnu Haitsam kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Kerana itulah Ibnu Haitsam dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan hingga saat ini. Ahli sejarah di Harvard University, George Sarton (penulis A history of Science ) menyebut alHaytham sebagai The Greatest Muslim Physicist and One of The Greatest Student of Optics of All Times (Fisikawan Muslim terbesar dan salah seorang Ilmuwan Optik terbesar Sepanjang Zaman), meskipun dia memberi konstribusi besar dalam bidang matematika dan astronomi, dalam bidang fisikalah ia mencapai prestasi yang mencolok.3

 

 

Meski membuat atau membangun kamera pertama, tapi Alhazen bukanlah fotografer pertama. Pada pertengahan 1600-an, dengan penemuan lensa, para seniman mulai menggunakan kamera obscura untuk membantu mereka menggambar dan melukis gambar dunia nyata yang rumit. Sayangnya, saat ini gambar fotografi permanen belum ditemukan. Tahun 1827, ilmuwan Perancis Joseph Nicephore Niepce mengembangkan gambar fotografi pertama dengan kamera obscura. Niepce menempatkan ukiran ke pelat logam yang dilapisi aspal dan kemudian memaparkannya ke cahaya. Area bayangan dari ukiran itu menghalangi cahaya, tetapi area yang lebih putih memungkinkan cahaya bereaksi dengan bahan kimia di atas pelat.

Ketika Niepce menempatkan pelat logam tersebut dalam pelarut, secara bertahap sebuah gambar muncul. Heliograf ini, atau cetakan matahari seperti yang kadang-kadang disebut, dianggap sebagai percobaan pertama pada gambar fotografi. Namun, proses Niepce membutuhkan waktu delapan jam paparan cahaya hanya untuk menciptakan sebuah gambar yang akan segera memudar. Para ilmuwan kemudian bekerja keras untuk bisa menghasilkan gambar dengan paparan sinar yang lebih singkat. Salah satu yang tertarik dengan hal ini adalah seorang seniman Perancis bernama Louis-Jacques-Mandé Daguerre. Setelah melakukan 12 tahun percobaan, dia bisa mengambil gambar dengan pemaparan selama 30 menit saja. Selain itu, dia juga bisa menjaga gambar yang dicetak agar tidak menghilang. Pada 1841, proses pengambilan gambar dengan kamera disempurnakan lagi oleh Henry Fox Talbot. Dengan kamera buatan Talbot, gambar dari kamera yang sebelumnya tidak bisa dicetak ulang, jadi bisa direproduksi. Talbot merupakan pembuat film negatif pertama dengan istilah "calotype".

Pembuatan negatif film menjadi awal baru bagi fotografi modern. Film telah menjadi bagian utama dari sejarah kamera dan meskipun digunakan bertahun-tahun yang lalu, masih aktif digunakan saat ini. Selama sejarah fotografi, teknik untuk mengembangkan foto ditingkatkan, dan mampu menghasilkan foto berwarna. Baca juga: Kamera Baru Diciptakan, Bisa Meneropong Organ Manusia Tapi evolusi tak berhenti di situ saja. George Eastman adalah orang yang bertanggung jawab untuk merintis penggunaan film fotografi. Pada 1885, dia mengembangkan kertas film sebelum beralih ke penggunaan seluloid pada tahun 1889. Kamera pertama yang dibuat Eastman disebut dengan "Kodak". Kamera ini berbentuk kotak sederhana yang memiliki lensa fokus tetap. Harga "Kodak" cukup terjangkau dan membuat kamera mudah dimiliki siapa saja.

Fotografi instan diciptakan oleh Edwin Herbert Land, seorang penemu dan fisikawan Amerika. Land sudah dikenal karena rintisannya menggunakan polimer peka cahaya dalam kacamata untuk menciptakan lensa terpolarisasi. Pada 1948, dia meluncurkan kamera film instan pertamanya, yaitu Land Camera 95. Selama beberapa dekade berikutnya, Land's Polaroid Corporation menyempurnakan film dan kamera hitam putih yang cepat, murah, dan sangat canggih. Polaroid mengenalkan film berwarna pada tahun 1963 dan menciptakan kamera lipat SX-70 yang ikonik pada tahun 1972. Kamera Digital Akar fotografi digital, yang merevolusi industri ini, dimulai dengan pengembangan perangkat charge-couple pertama (CCD) pada 1969 oleh Bell Labs. CCD mengubah cahaya menjadi sinyal elektronik dan tetap menjadi jantung perangkat digital saat ini. Pada tahun 1975, para insinyur di Kodak mengembangkan kamera pertama yang menciptakan citra digital. Kamera ini menggunakan perekam kaset untuk menyimpan data dan mengambil lebih dari 20 detik untuk mengambil foto.

Pada pertengahan 1980-an, beberapa perusahaan bekerja mulai melirik kamera digital. Salah satu yang pertama menunjukkan prototipe yang layak adalah Canon. Canon mendemonstrasikan kamera digital pada tahun 1984, meskipun tidak pernah diproduksi dan dijual secara komersial. Kamera digital pertama yang dijual di AS adalah Dycam Model 1. Kamera ini muncul pada tahun 1990 dan dijual seharga $ 600. Kamera digital single lens reflex (DSLR) pertama adalah sebuah badan Nikon F3 yang melekat pada unit penyimpanan terpisah yang dibuat oleh Kodak, muncul pada tahun berikutnya. Sejak 2004, kamera digital mulai lebih banyak digunakan daripada kamera film. Kini, evolusi kamera terus berlanjut. Mulai dari ditempatkan dalam gawai hingga dibuat untuk tujuan tertentu.

 

Sumber :

1http://sains.kompas.com

2http://wikipedia.com

3http://digilib.uinsby.ac.id



Tags:

(0) Comments

Leave a Reply