"Sungguh, dalam diri dan kehidupan Rasul (Muhammad Saw) itu ada teladan yang baik, bagi orang-orang yang berharap pada Allah, Hari Akhir, dan banyak berzikir kepada Allah." (QS. al-Ahzab [33]: 21)
Yang mencintai dan yang membenci Rasulullah Saw
Di saat kita semakin cinta kepada Nabi kita yang mulia Rasulullah Muhammad Saw dan meneladani beliau dengan menjalankan ajaran-ajarannya, masih saja ada pihak yang mencoba menodai kehormatan dan kemuliaan beliau.
Kasus terbaru di Perancis menunjukkan kepada kita kebenaran firman Allah Swt tentang sikap kaum kafir kepada orang-orang beriman. Bahwa mereka tidak akan pernah rela kepada kita selama kita belum mengikuti 'millah' mereka (QS. al Baqarah: 120). Juga mereka akan senantiasa berusaha memerangi kita sampai kita murtad dari Islam (QS. al Baqarah: 217).
Dengan beragam cara mereka melakukan permusuhannya terhadap Islam. Dari cara paling halus sampai cara paling keras dan kasar. Sikap-sikap demikian terus berlangsung sepanjang masa dilakukan oleh kalangan anti Tuhan dan anti agama. Terutama mereka yang tidak suka kepada Islam dan yang berhubungan dengannya serta perkembangannya di seluruh dunia saat ini.
Kebencian terhadap Islam yang salah satu wujudnya adalah merendahkan Nabi Umat Islam Rasulullah Saw merupakan ujian keimanan dan kecintaan kita kepada beliau. Yang mencintai dan yang membenci beliau telah ada pada zaman beliau masih hidup karena begitulah sunnatullah-nya. Kita akan diuji oleh pihak pembenci Rasulullah yang sejatinya membenci apapun yang berkaitan dengan Islam.
Kenapa mereka memusuhi Rasulullah Saw? Karena mereka mengetahui kebenaran ajaran beliau dan kemuliaan serta keutamaannya di atas seluruh makhluk. Mereka mengenalnya sama seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri (QS. al An'am: 20). Sedikit dari mereka yang tidak pernah mendengar tentang Islam dan Nabi Muhammad Saw. Di era digital saat ini amat mudah mendapatkan informasi dan keterangan apa pun. Hanya kebanyakan dari mereka mendapatkan informasi yang salah tentang Islam dan Nabi Muhammad Saw. Juga ada yang telah tumbuh kebencian di dalam hatinya kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw sehingga informasi apa pun tidak akan merubah sikap mereka.
Rasulullah Saw Teladan Terhebat
Sebagaimana ayat yang dikutip di awal, dalam diri dan kehidupan Rasulullah Saw ada teladan yang baik. Rasulullah Saw adalah manusia yang juga melakukan aktifitas sehari-hari sebagaimana manusia biasa. Beliau makan, minum, tidur, menjadi seorang suami, menjadi ayah dan kepala keluarga, berdagang, bertetangga, menjadi guru dan teman, memimpin perang sampai memimpin negara. Beliau uswatun hasanah, suri teladan yang agung dan abadi sepanjang zaman.
Sebagai suri teladan tentu saja terkumpul secara sempurna pada diri beliau seluruh kebaikan dan keutamaan. Manusia apa pun status dan pekerjaannya dapat meneladani beliau. Beliau adalah contoh yang nyata dan mudah dipelajari. Tidak ada satu umat, bangsa, atau peradaban, yang memiliki suri teladan yang senantiasa up to date" seperti Rasulullah Saw. Semua Muslim dapat meneladani beliau dalam semua aspek kehidupan.
Muslim yang jadi suami dapat belajar menjadi suami yang baik dengan meneladani Rasulullah Saw, yang jadi ayah dapat menjadi ayah yang baik dengan meneladani beliau, yang punya istri dapat meneladani beliau bagaimana bersikap baik kepada istri, yang punya anak dapat meneladani beliau bagaimana mendidik anak dengan baik, yang punya mertua, sepupu, tetangga dapat belajar kepada Rasulullah Saw bagaimana bersikap baik kepada mereka semua.
Sebagai contoh yang nyata kita dapat mengetahui dan belajar bagaimana sikap hidup sehari-hari dalam hal yang paling sederhana sekalipun seperti makan, minum, mandi, gosok gigi, bercanda, berbicara, marah, sedih, bahagia, tertawa, memakai baju, bercermin, berkendara, dan lain sebagainya. Sungguh dihadirkan kepada kita sosok teladan yang serasa hadir langsung dalam kehidupan kita.
Muslim yang berdagang belajar dari Rasulullah Saw bagaimana berdagang yang baik dan benar, yang menjadi tentara dan komandan perang belajar ketangguhan dan kecerdikan dari beliau, yang menjadi pemimpin masyarakat dan pemimpin negara belajar kesuksesan dan kecakapan memimpin negara kepada beliau. Demikianlah kenapa Allah perintahkan kita untuk meneladani beliau karena pada diri beliau terdapat suri teladan yang sempurna.
Itulah makna dan fakta kedudukan Rasulullah Saw sebagai uswah hasanah; model yang hidup sepanjang zaman. Meskipun sudah 1400 tahun berlalu, keteladanannya tetap hidup dan relevan. Hanya kaum Muslim yang memiliki model lengkap sepanjang zaman. Kaum Yahudi maupun kaum Nasrani tidak memiliki model lengkap hidup pada diri idola dan pemimpinnya. Bahkan mereka mendegradasi kehormatan dan keutamaan para Nabi dan Rasul.
Sekagum-kagumnya kaum Komunis terhadap Karl Marx, mereka tidak menjadikan Karl Marx sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka tidak akan bertanya bagaimana cara Karl Marx makan, tidur, mandi, berkeluarga, bertetangga dan bagaimana cara dia memimpin negara dan memimpin peperangan. Mereka tidak akan mengikuti cara hidup Karl Marx yang rusak, jorok dan kotor. Begitu pula kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki tokohnya masing-masing, tidak akan sepenuhnya mengetahui dan mengikuti cara hidup tokoh-tokohnya. Hanya umat Islam dengan sukarela dan penuh kecintaan mengikuti cara hidup tokoh yang diteladaninya dengan ilmu dan keimanan. Tokoh yang meneladankan kebaikan, kebenaran, kesuksesan dan keunggulan pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan peradabannya.
Bagaimana Kita Mencintai Rasulullah Saw?
Mencintai Rasulullah Saw tidak cukup dengan perkataan dan acara-acara seremonial semata. Bentuk cinta Nabi Saw setidaknya harus dibuktikan dengan empat hal:
1. Taat dan patuh kepadanya
"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (QS. an Nisaa: 80)
"Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. an Nur: 51)
2. Mengikuti ajarannya
"Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. ali Imran: 31)
3. Meneladaninya
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. al Ahzab: 21)
4. Melanjutkan dakwahnya
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. ali Imran: 110)
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. an Nahl: 125)
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri.” (QS. Fushshilat: 33)
Semoga kita yang selama ini mengaku mencintai beliau Saw dapat mentaati beliau, mengikuti ajarannya, meneladaninya dan melanjutkan dakwahnya. Dengan itu Allah ridha kepada kita dan mendapatkan syafaat dari Rasul-Nya di Akhirat kelak. Aamiin
Tags:
(0) Comments